Fokus
atau konsentrasi adalah kemampuan memusatkan perhatian dan pikiran pada satu
objek atau kegiatan untuk waktu tertentu. Lama waktu fokus bervariasi dan
dipengaruhi banyak faktor, mulai dari situasi lingkungan, kondisi fisik dan
emosi, motivasi, ketertarikan, dan tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mudahnya, dalam kondisi normal, lama waktu
konsentrasi adalah sama dengan usia dijadikan menit. Bila anak usianya 5 tahun
maka rentang waktu konsentrasi maksimal adalah 5 menit. Untuk orang dewasa
maksimal 30 menit. Misal, usia orang dewasa 45 tahun, waktu fokus maksimal
adalah 30 menit.
Ini adalah kemampuan fokus dalam kondisi normal.
Untuk fokus tentu butuh energi yang besar. Dan fokus dalam waktu lama akan
sangat melelahkan. Namun bila objek fokus, dalam hal ini bahan ajar, memberi
rasa senang atau bahagia, anak pasti bisa fokus dalam waktu yang lama.
Orangtua dan atau guru yang tidak mengerti fokus
optimal memberi label “sulit konsentrasi” pada anak. Disadari atau tidak, label
ini akhirnya menjadi imprint. Imprint adalah sugesti yang berasal
dari figur otoritas, orangtua dan terutama guru, yang masuk ke pikiran bawah
sadar anak dan menjadi program yang mengendalikan perilakunya.
1. Sulit
konsentrasi karena tidak tertarik.
Salah
satu alasan utama mengapa anak sulit konsentrasi saat belajar adalah karena ia
tidak tertarik atau tidak suka dengan materi yang dipelajari. Jangankan anak,
orangtua saja bila tidak tertarik atau tidak suka pada hal yang ia pelajari
pasti sulit untuk konsentrasi. Ini adalah hal yang sangat wajar dan manusiawi.
Walau dipaksa bagaimanapun, bila sudah tidak tertarik atau tidak suka, pasti
akan sangat sulit untuk konsentrasi.
2. Sulit
konsentrasi karena ada gangguan di sekitar.
Salah
satu faktor yang membuat anak sulit konsentrasi adalah gangguan dari lingkungan
atau situasi yang tidak mendukung. Saat belajar di rumah, sebaiknya tidak boleh
ada gangguan seperti televisi, radio, komputer, handphone, gadget, atau apa
saja yang bisa membuat anak tidak bisa atau sulit fokus.
Yang juga perlu diperhatikan adalah bila dalam satu
ruang ada dua atau lebih anak belajar. Biasanya, karena gaya belajar anak
berbeda, akan timbul masalah. Ada anak yang perlu keadaan tenang untuk belajar.
Ada yang perlu mendengar musik atau suara televisi. Bila ini terjadi pasti anak
yang butuh tenang saat belajar akan mengalami sulit konsentrasi.
3. Sulit konsentrasi karena kelelahan
Proses,
kegiatan, dan lama waktu belajar anak saat ini benar-benar menguras energi
fisik maupun mental anak. Coba perhatikan jadwal sekolah anak. Umumnya sekolah
masuk jam 07.15, bahkan ada yang lebih awal lagi, jam 06.30 seperti di Jakarta.
Bila masuknya sepagi ini berarti anak harus bangun lebih awal lagi. Sering anak
bangun dengan buru-buru, tidak sempat sarapan, masih mengantuk tapi sudah harus
berangkat ke sekolah. Kondisi ini membuat tubuh fisik dan suasana hati anak
tidak nyaman dan pasti berimbas pada kegiatan belajarnya di sekolah.
4. Sulit
konsentrasi dan gaya belajar
Dari
cara memasukkan informasi ke dalam otak, melalui lima indera, kita mengenal ada
lima gaya belajar: visual (penglihatan), auditori (pendengaran),
tactile/kinestetik (perabaan/gerakan), olfaktori (penciuman), dan gustatori
(pengecapan). Sebenarnya masih ada satu lagi cara memasukkan informasi ke otak
yaitu melalui pikiran atau imajinasi. Namun ini jarang atau hampir tidak pernah
dibahas di literatur yang pernah saya baca atau pelajari.
Solusinya? Beri anak kesempatan untuk bergerak saat
belajar atau memasukkan informasi ke dalam otaknya. Jangan paksa anak duduk
diam, tidak boleh bergerak, apalagi dalam waktu lama. Dalam belajar, libatkan
anak dalam aktivitas banyak gerak.
5. Sulit konsentrasi karena cemas
Satu yang paling dibutuhkan anak adalah rasa aman.
Bila rasa aman ini tidak ia dapatkan maka pasti timbul rasa cemas. Kecemasan
anak bisa berawal sejak dalam kandungan ibu. Saat ibu mengandung dan mengalami
berbagai emosi negatif, misal marah, cemas, takut, kecewa, sedih, terluka, atau
perasaan negatif lain, tubuh ibu menghasilkan hormon stres. Hormon stres ini
juga masuk ke dalam tubuh anak dan memengaruhi perkembangan otak anak yang
berfungsi untuk kendali diri dan konsentrasi yaitu prefrontal
cortex kiri, lebih tepatnya orbitofrontal cortex.
Terkadang cemas anak juga bisa berasal dari
orangtua, terutama ibu. Bila ibu sering merasa cemas, sering menceritakan
perasaan cemasnya pada si anak, sering melarang, ini tidak boleh, itu tidak
boleh, atau anak melihat perilaku atau bahasa tubuh ibu yang menunjukkan
kecemasan, disadari atau tidak, kecemasan ini juga masuk ke dalam diri anak.
6. Sulit konsentrasi karena energi berlebih
Ada
anak yang punya energi berlebih dalam tubuhnya. Anak tipe ini pasti tidak bisa
duduk diam dalam waktu lama. Ia pasti gelisah karena ada desakan dari dalam
untuk bergerak, mengeluarkan energi. Orangtua atau guru yang tidak menyadari
hal ini akan menyebut anak sulit konsentrasi.
Solusinya? Beri anak kegiatan yang menguras
energinya. Tentunya kegiatan yang anak suka, misalnya bersepeda, lari, renang,
olahraga beladiri, main piano, main basket, futsal, badminton, panjat tebit,
atau yang lain. Setelah energinya terkuras anak pasti menjadi tenang.
7. ADHD
Saya
sengaja menempatkan ADHD pada bagian terakhir. Tujuannya adalah agar, setelah
membaca uraian di atas, orangtua dan guru mengerti mengapa anak mengalami sulit
konsentrasi dan tidak sembarangan melabel anak dengan ADHD.
ADHD
adalah attention deficit/hyperactivity disorder. Attention
deficit artinya gangguan pemusatan perhatian.
Sedangkan hyperactivity adalah perilaku hiperaktif. Ada juga yang
mengalami baik attention deficit dan sekaligus hyperactivity.
ADHD
dapat terjadi pada anak hingga usia 12 tahun. Karakteristik ADHD,
menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi
kelima (DSM-5) yang diterbitkan Mei 2013, menyatakan bahwa orang yang mengalami
ADHD menunjukkan pola persisten gangguan perhatian, dan atau
hiperaktivitas dan impulsive yang mengganggu perilaku atau
perkembangan.
Tips
untuk mengatasi sulit konsentrasi
1.
Memberikan waktu
istirahat yang cukup
Bila tubuh anak sudah
lelah, jangan dipaksakan untuk terus belajar. Biarkan anak beristirahat yang
cukup, karena bila dipaksakan pun belajarnya akan menjadi kurang optimal.
Misalnya ketika mereka pulang sekolah, biasakan agar anak tidur siang walau
hanya 1-2 jam. Ini membuat otak dan fisik mereka istirahat, sehingga bila
bangun tidur anak akan lebih segar. Selain itu atur waktu tidur malam
mereka, jangan sampai terlalu larut. Anak yang tidak tidur nyenyak pada malam
harinya, akan mempengaruhi konsentrasi belajar anak pada keesokan harinya
2.
Mengontrol asupan
makanan
Pola makan sehat sangat berpengaruh terhadap daya
konsentrasi anak. Hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung gula
tinggi. Kadar gula yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan sistem tubuh
terganggu. Anak akan mudah mengantuk dan lesu. Kurangi makanan yang berlemak,
perbanyak makanan berprotein tanpa lemak seperti telur. Protein yang
tinggi akan berpengaruh pada fungsi otak, anak akan lebih mudah berkonsentrasi.
3.
Olahraga yang teratur
Tingkatkan aktifitas fisik anak dengan mengajaknya
berolahraga. Tetapi tidak harus dengan olah raga yang berat, melainkan
aktifitas yang menyenangkan bagi mereka, seperti bersepeda dan bermain
bola. Ketika anak melakukan aktifitas fisik, aliran darah akan
lancar dan dikirim ke otak, sehingga anak tidak mudah lesu dan dapat meningkatkan
konsentrasi pada mereka
4.
Batasi menonton
televisi dan bermain gadget
Segala sesuatu yang
berlebihan memang tidak baik. Itulah yang dialami oleh sebagian besar anak
jaman sekarang, yaitu gadget addict dan senang
menghabiskan waktu di depan televisi. Terlalu banyak main games dan menonton
televisi akan membuat anak pasif dari kegiatan intelektual dan fisik mereka,
seperti membaca, mengerjakan PR, bermain di luar, dan berinteraksi dengan
teman-teman serta keluarga. Bahkan mereka cenderung menjadi anak yang tidak
peduli dengan lingkungannya.
So moms, sebaiknya jangan
meletakkan televisi di kamar. Apalagi anak sampai tertidur dan televisi
dibiarkan terus menyala. Suara dan radiasi televisi akan mempengaruhi kualitas
tidur anak sehingga mempengaruhi konsentrasi mereka. Selain itu
singkirkan gadget saat waktu belajar, makan, atau saat santai bersama keluarga.
5.
Deteksi dini kesehatan
anak
Anak yang mengalami
kesulitan konsentrasi sebaiknya diteliti dan diperiksa mengenai kesehatannya.
Tidak menutup kemungkinan ternyata mereka sedang merasa lapar dan haus tetapi
tidak diungkapkan. Atau terkadang masalah sepele, seperti sariawan juga dapat
mengganggu konsentrasi mereka. Anda juga harus peka dengan kondisi anak, apakah
ada anemia atau masalah lain. Masalah pendengaran dan penglihatan juga
perlu diwaspadai. Bisa jadi anak sulit konsentrasi karena ada sesuatu hal di
telinganya sehingga mereka membutuhkan alat bantu dengar atau anak sulit untuk
melihat tulisan di papan tulis sehingga mereka butuh kaca mata.
Selain itu, hal lain yang
perlu orangtua amati apakah si anak mengalami gangguan hiperaktif defisit
perhatian atau Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD). Anak yang mengalami ADHD sulit
untuk berkonsentrasi dan membutuhkan terapi khusus dibandingkan dengan anak
normal yang mengalami kesulitan konsentrasi. Hal ini perlu pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui apakah anak Anda mengalami kesulitan konsentrasi biasa
atau karena ADHD.
6.
Ciptakan suasana
belajar menarik
Mungkin anak Anda termasuk salah satu anak yang
berprestasi di sekolah, tetapi tiba-tiba menurun
prestasinya. Hal ini bisa jadi karena anak bosan dengan materi pelajarannya
atau mereka gagal dalam mata pelajaran itu. Sebaiknya, Anda tetap memberi
motivasi pada anak untuk bertahan. Tunjukkan kepadanya bahwa Anda yakin
bahwa anak Anda mampu melakukannya. Bantu mereka dengan cara apapun
semampu Anda. Misalnya, saat belajar di rumah, gunakan alat bantu gambar
yang mereka sukai, yang penting masih berkaitan dengan materi
pelajaran. Memang jadi membutuhkan waktu lebih lama, tetapi metode
ini mempermudahnya untuk berkonsentrasi lebih baik.
7.
Beri penghargaan
Berikan
penghargaan atas keberhasilan anak sekecil apapun itu. Ingat ya moms,
keberhasilan seorang anak tidak selalu berkaitan dengan ranking akademik.
Ketika dia bersikap patuh itu sudah merupakan prestasi tersendiri. Maka pujilah
dia atas sikapnya. Atau ketika dia mau mengerjakan PR, katakan bahwa Anda bangga padanya.
Dan perlu diingat juga, penghargaan itu tidak harus berupa materi, tetapi kasih sayang, pelukan hangat, pujian, dan
senyum yang tulus merupakan penghargaan yang sangat berarti bagi anak-anak,
yang tak bisa dibandingkan dengan materi.
8.
Komunikasi dua arah
Sama halnya dengan orang dewasa. Salah
satu penyebab anak sulit berkonsentrasi karena adanya masalah yang mengganggu
pikiran mereka. Hal ini dapat menyumbat konsentrasinya, dan akan cair
sampai mereka berhasil mengeluarkan hal yang sedang dipikirkannya
tersebut. Buatlah komunikasi dua arah yang baik.
Telusuri apa yang mengganjal pikiran mereka. Anda dapat menjadi pendengar yang
baik dan aktif bertanya. Misalnya apa yang terjadi hari ini di sekolah,
apa kesulitannya, apa yang dia lakukan bersama teman-temannya, dan lain- lain.
Rangsang dia untuk bercerita dan mengungkapkan pendapat. Hal ini akan memacu
memorinya untuk mengingat apa yang telah terjadi, sekaligus melatih
konsentrasinya.
9.
Ciptakan lingkungan
yang nyaman
Konsentrasi belajar juga dipengaruhi oleh situasi
dan lingkungan yang kondusif. Buatlah tempat belajar anak
yang nyaman dan sesuai dengan karakter anak. Ada anak yang senang belajar
dengan diiringi musik tetapi ada juga yang dapat berkonsentrasi bila suasana
hening, sunyi, tidak ada gangguan suara apapun. Maka ciptakan suasana belajar
sesuai dengan tipe anak ya moms!
10. Atur
posisi tubuh
Posisi
tubuh juga mempengaruhi konsentrasi belajar. Jangan belajar dengan posisi yang
salah, seperti tiduran, badan membungkuk atau setengah tidur. Belajarlah
dengan posisi duduk di meja belajar dan kursi yang membuat anak nyaman untuk
belajar. Ini perlu Anda ingatkan saat anak berangkat sekolah. Agar saat belajar
di sekolah, dia akan duduk dengan posisi tegak.
Ingat ya moms, meski
mungkin bukan hal yang mudah, bahkan menguras emosi, tapi anak yang sulit
konsentrasi belajar, bukan berarti sulit diselesaikan. Semua dapat ditangani
asalkan Anda mau berusaha sekuat tenaga. Bicarakan juga dengan tenaga pendidik
di sekolah mengenai kondisi anak. Jangan ragu untuk menanyakan perkembangan
anak di sekolah dengan para guru. Intinya jangan sia-siakan masa pertumbuhan
mereka. Beri perhatian dan kasih sayang yang tulus dan gali potensi mereka.
Semoga
bermanfaat!!